Google Adsense

Pertamina Targetkan SPBU Pasti Pas di 2017

Rabu, 02 Maret 2016

PT Pertamina (persero) menargetkan seluruh 5.200 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memiliki standar Pasti Pas pada 2017. Saat ini sejumlah 4.800 SPBU di bawah naungan Pertamina sudah mengantongi standar Pasti Pas untuk selanjutnya didorong menjadi Pasti Prima yang mengedepankan layanan lebih dari sekadar pengisian BBM (beyond fuel).

“Tahun ini target Pasti Prima 300 SPBU. Untuk yang nonPasti Pas tinggal sekitar 400 SPBU. Di 2017 kita harapkan non-Pasti Pas hilang semua,” tutur Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta, kemarin.

Vice President of Corporate Communications of Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, untuk menghilangkan SPBU non-Pasti Pas, pengusaha SPBU harus meningkatkan fasilitas dan layanan. “Jika tidak mampu, Pertamina akan mengambil alih upaya peningkatan kualitas lewat akuisisi atau kerja sama operasi (KSO), yaitu SPBU swasta tetapi dioperasikan Pertamina,” tandasnya.

Lebih jauh Bambang menjamin akurasi dari takaran BBM Pertamina. Prosedur pemeriksaaan rutin telah dilaksanakan internal perusahaan, Badan Metrologi, dan pemeriksa independen.

“Kami akan ajak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Kementerian Perdagangan untuk mengecek langsung SPBU yang dikeluhkan masyarakat. Begitu juga dengan BPH Migas,” ucapnya.

Dia pun menepis anggapan kualitas SPBU asing lebih baik ketimbang SPBU lokal. Bambang menekankan komparasi yang dilakukan tidak seimbang mengingat jumlah SPBU asing di Tanah Air relatif sedikit.

Pihaknya pun tidak menjadikan harga BBM di SPBU asing sebagai acuan penyesuaian harga. “Kita bersaing tidak hanya soal harga, pelayanan serta kualitas itu juga perlu diperkuat.” Soal penyesuai an harga BBM subsidi (PSO), Pertamina mengikuti acuan harga yang ditentukan pemerintah.

“Penjualan BBM PSO Oktober Desember 2015 Pertamina untung 1,4%, sedangkan BBM non-PSO yang ditaksir bisa untung 5%-10%, realisasinya hanya 2,8%,” tuturnya.

Vice President of Fuel Retail Marketing of Pertamina Affandi menyebut pihaknya rata-rata menerima 500 keluhan per tahun melalui call center. “Kebanyakan lebih ke pelayanan atau fasilitas pendukung yang kurang.” Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan kontrol SPBU dilakukan bersama oleh Ditjen Migas bersama Lemigas berdasarkan laporan.

”Soal kualitas dan kuantitas BBM PSO berada di wilayah BPH Migas,” kata dia. (Tes/E-4) Media Indonesia, 18 Februari 2016, Halaman 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lainnya