Google Adsense

APEC Dorong Kerja Sama Ketenagakerjaan

Rabu, 18 Maret 2020

Negara-negara anggota APEC memberikan perhatian khusus terhadap berbagai masalah yang terkait dengan bidang ketenagakerjaan. Pelaksanaan KTT APEC di Indonesia tahun 2013 ini menjadi momentum peningkatakan kerja sama ketenagakerjaan antarnegara anggota APEC.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan untuk mencari solusi dan meningkatkan upaya upaya kerja sama di bidang ketenagakerjaan itu, negara-negara anggota APEC secara rutin menggelar berbagai forum diskusi resmi tingkat regional maupun internasional digelar secara rutin.


Belum lama ini, Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan APEC-HRDWG (Human Resources Development Working Group) ke-35 yang diselenggarakan pada 21-26 Juni 2013 di Hotel Aryaduta, Kota Medan. Pertemuan itu menjadi salah satu rangkaian persiapan awal untuk pertemuan APEC 2013 di Bali.

"Pertemuan negara-negara APEC yang membahas kerja sama ketenagakerjaan selalu memberi penekanan khusus terhadap masalah Labor Social Protection, Network dan Capacity Building Network yang bisa diwujudkan antarnegara APEC, kata Muhaimin.

Selain itu kata Muhaimin, sejumlah masalah strategis terkait penempatan dan perlindungan tenaga kerja pun menjadi perhatian penting anggota APEC, termasuk pentingnya anggota APEC, termasuk pentingnya dialog untuk menyusun kebijakan perlindungan sosial tenaga kerja terkait perdagangan dan investasi dalam APEC.

"Beberapa tantangan yang dihadapi bersama mengenai underemployment, sektor informal, pengangguran usia muda (youth unemployment), ketidakcocokan keterampilan (skill mimatching)," kata Muhaimin.

Selanjutnya, dalam pertemuan negara-negara APEC juga dibahas mengenai Capacity Building Network sebagai program jangka panjang dan komprehensif mengenai pengembangan kapasitas sumber daya manusia di kawasan APEC. Para anggota menyepakati key areas of Capacity Building Network 2013-2014.

"Negara-negara APEC sepakat perlunya penguatan peningkatang pengembangan kapasitas kemampuan untuk UMKM dan pengusaha dalam menciptakan kesempatan kerja dan keberhasilan fasilitasi perdagangan dan investasi di APEC (menjelang 2020), terang Muhaimin.

Tak hanya itu, tambah dia, diperlukan pengembangan standar kompetensi dan sistem kualitas pelatihan serta penyedia jariangan pelatihan untuk menjembatani sekolah dengan pekerjaan sekaligus meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Menurut Muhaimin, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan diri untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) andal yang siap berkompetisi dalam era persaingan bebas. Kesiapan SDM ini menjadi salah satu aspek pendukung yang nantinya dibicarakan dalam KTT APEC tahun 2013 di Bali.

"Pemerintah Indonesia mendukung upaya-upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya di Indonesia untuk mencapai keterampilan dan kompetensi kerja sesuai dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar global," paparnya.

Peningkatan standar kompetensi kerja itu telah menjadi suatu keharusan agar tenaga kerja negara-negara APEC pada umumnya dan tenaga kerja Indonesia khususnya dapat bersaing dengan pekerja di luar negeri maupun pekerja asing di dalam negeri.

Saat ini kemampuan dan kompetensi tenaga kerja Indonesia cukup unggul. Salah satu buktinya ialah keberhasilan Indonesia meraih gelar juara umum ASEAN Skill Competition (ASC) IX tahun 2012.
"Kita telah siapkan balai latihan kerja (BLK) di seluruh Indonesia meningkatkan kompetensi untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angkat pengangguran di pusat dan daerah," kata Muhaimin.

Berdasarkan data Kemnakertrans saat ini terdapat 13 BLK UPTP milik Kemnakertrans dan 252 BLK milik pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota dengan jumlah infrastruktur mencapai 3.132 orang.
Terkait dengan pelaksanaan KTT APEC di Bali, Kemnakertrans mendukung pelaksanaan KTT dengan ikut mempersiapkan langkah antisipasi dan kebijakan dalam menghadapi implementasi komitmen pimpinan APEC Bogor Goals 1994. Yaitu perdagangan dan investasi bebas dan terbuka pada 2020 di wilayah Asia-Pasifik (APEC) dan ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015 yang akan mempengaruhio sektor ketenagakerjaan.

Sumber Media Cetak : Media Indonesia, 7 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Lainnya