Jika penyebaran pupuk majemuk tidak dikotak- kotak, produksi beras Indonesia diyakini sudah melimpah sejak dua tahun terakhir.
SEJUMLAH organisasi petani di Jawa Tengah meminta pemerintahan Jokowi-JK memulihkan peredaran pupuk majemuk (NPK) Pelangi dan Kujang ke seluruh wilayah Tanah Air yang sempat hilang selama dua tahun terakhir. Langkah itu perlu sebagai dorongan agar program swasembada pangan yang dimulai 2015 tidak gagal di tengah jalan. “Petani senang sekali dengan tekad Presiden Jokowi yang ditegaskan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menginginkan percepatan swasembada pangan pada 2015.
Kami siap membantu, tetapi tolong agar program lancar dan tidak terhambat di tengah jalan, distribusi pupuk NPK Pelangi dan Kujang yang sempat dihilangkan di Jawa Tengah, Jatim, DI Yogjakarta dan sejumlah provinsi di Sumatra dipulihkan lagi,“ tegas Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, kemarin.
Menurut dia, kegagalan pemerintah era sebelumnya di dalam mewujudkan swasembada beras lebih karena sikap ketidakseriusannya di dalam mengelola pertanian. Kalangan petani masih bisa memahami perihal pengadaan bibit unggul yang masih kedodoran.Namun, terkait pengadaan dan pendistribusian pupuk majemuk yang diskriminatif, jelas dipermasalahkan, karena jelas menggerus tingkat produktivitas padi.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Irigasi Dam Colo Timur, Sarjanto Jigong, juga menyebutkan, jika saja penyebaran pupuk majemuk tidak dikotak-kotak, produksi beras Indonesia diyakini sudah melimpah sejak dua tahun terakhir.
“Tidak lagi perlu mengimpor dari Vietnam maupun Thailand. Ini serius, namun karena rezim pemerintah lalu itu lalai, dan tidak memikirkan petani, produksi beras pun surut terus,” ujarnya.
Karena itu, kedua tokoh petani itu berharap persoalan diskriminasi penyebaran pupuk majemuk NPK Pelangi yang hanya di Kalimantan dan Pupuk NPK Kujang yang hanya di Jabar dan Banten, perlu ditinjau dan dikoreksi. Sebab, tanaman padi di Jawa Tengah, Jatim, Yogyakarta, dan sejumlah wilayah lain di Sumatra juga sangat butuh keberadaan dua jenis pupuk majemuk itu, karena dianggap mampu meningkatkan produktivitas padi.
“Keberadaan NPK Pelangi dan Kujang sangat nyata dan berguna untuk meningkatkan padi di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan seluruh Sumatra. Tetapi kenapa seluruh wilayah itu dipaksa menggunakan NPK Phonska yang jelas-jelas tidak cocok. Namanya saja produk pupuk PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), mestinya penyebarannya tidak perlu dikotakkotak,” imbuhnya. (WJ/N-1) Media Indonesia, 13/12/2014, halaman 10
Travel Eksekutif Pekanbaru Pariaman
-
Perusahaan yang menyediakan travel eksekutif dari Kota Pekanbaru Menuju
Pariaman tentunya sudah banyak. Kali ini melalui situs WartaPancasila.com
akan memp...
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar