Hari ini, Gotrasawala II akan digelar di Kota Cirebon, Jawa Barat. Helaran itu merupakan strategi pemasaran untuk mengekspos seni budaya di Jawa Barat hingga ke tingkat internasional. Acara digelar mulai Rabu (3/12) sampai Sabtu (6/12).“Dengan tema Revisiting Cirebon in 17th Century, kami yakin festival ini bisa dijual di tingkat internasional,“ papar Direktur Gotrasawala II Franki Raden, di Cirebon, kemarin.
Festival melibatkan pegiat seni dan budaya dari Cirebon dan seluruh Jawa Barat. Gotrasawala merupakan media untuk memfasilitasi seni dan budaya daerah ke ajang internasional. Program Gotrasawala II juga menggelar konferensi yang akan diikuti ahli sejarah dan seni budaya Indonesia, juga dari Asia, Australia, Amerika, dan Eropa. Selain itu, digelar juga Festival Kesenian Jabar bertema Past, Present dan Future, yang dibagi menjadi Main Festival dan Fringe Festival.
“Main Festival menyajikan beragam pertunjukkan kesenian klasik dan kontemporer Cirebon ataupun Jabar. Selain itu, ada juga kerja sama para seniman Jabar dengan seniman Eropa dan Amerika,“ tandas Franki. Sementara Fringe Festival menyajikan berbagai seni pertunjukan rakyat Jabar menjadi pilihan, baik tradisional maupun kontemporer.“Gotrasawala ini sebenarnya strategi pemasaran, baik dari segi akademis maupun budaya,“ tandas Franki.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mengungkapkan keraton turut terlibat dalam Gotrasawala. Itu sebagai upaya mengulang sejarah Gotrasawala abad ke-16 di Keraton Kasepuhan yang mengumpulkan sejarawan dan budayawan se-Nusantara oleh Pangeran Wangsakerta, adik Sultan Sepuh I. (UL/N-3) Media Indonesia, 03/12/2014, halaman 13
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar